Thursday, April 30, 2009

Gelar Karya BAKAGE dan S.O.I.A

Alhamdulillah... akhirnya gelar karya komik, sketsa, dan Street Art telah berakhir. Acara ini berlangsung di Universitas Mercu Buana Jakarta, yang mana penyelenggaranya didominasi oleh teman-teman desain grafis dari dua Organisasi, yakni BAKAGE (komunitas komik) dan S.O.I.A (komunitas street art). Untuk membaca informasi dan foto2 sewaktu persiapan dan berlangsungnya acar bisa dilihat di sini.

Semua berjalan dengan cukup baik, walaupun ada beberapa kendala yang tidak diduga. Seperti angin yang melanda di sekitar kawasan Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini cukup besar sekali. Beberapa karya berhasil diselamatkan setelah ada beberapa yang terpental dan berterbangan kesana-kemari.

Hmmm... tapi kami sebagai panitia sekaligus penyelenggara cukup puas dan mendapatkan kesenangan batin setelah acara ini selesai. Acara gelar karya yang diadakan dari tanggal 27-29 April 2009 ini setidaknya mampu menyita perhatian teman-teman mahasiswa. Padahal acara ini berlangsung ketika sedang berlangsungnya minggu pertama Ujian Tengah Semester. Kami beranggapan bahwa acara yang kami selenggarakan di waktu seperti ini akan menjadi tempat refreshing para mahasiswa yang sedang pusing-pusingnya dengan lembar soal-soal UTS.

Oiya, kebetulan karya komik yang saya buat dengan bantuan tinta cina dipamerkan juga. Bisa dilihat di foto itu beberapa karya saya (sengaja nih minta difotoin, hehe.. narsis). Ternyata tinta cina yang saya pakai membuat warna hitam di komik saya menjadi lebih terang ketika disinari cahaya lampu. Jika dibandingkan dengan karya yang lain (yang menggunakan spidol biasa) warna hitamnnya kurang begitu bagus. Hehe... puas deh!

Keuntungan pribadi yang saya dapat dari mengadakan gelar karya ini adalah saya jadi punya link (kenalan) dari teman2 mahasiswa sabtu dan minggu dari kampus yang sama dengan saya (yang mana kebanyakan adalah mahasiswa yang sudah bekerja). Mereka begitu antusias ketika mengunjungi lokasi gelar karya ini.

Semoga acara2 seperti ini sering2 terus digelar untuk membangkitkan gairah menggambar dan cergam di Indonesia! Amin...

Thursday, April 23, 2009

Tinta Cina dan Style


Pengorbanan selalu diperlukan dalam segala hal. Baik pengorbanan yang kecil maupun besar. Sebuah pengorbanan layakanya uang yang harus dibayar di kala kita membutuhkan sesuatu dan ingin mendapatkannya.

Malam tadi, sekitar jam 1, tinta Cina yang sedang saya uji coba dan terapkan ternyata secara sengaja terinjak! Dan otomatis tintanya tumpah ke karpet, kasur dan kaki saya. Yaaaa… ampun,,, soal tinta Cina memang tidak terlalu masalah, karena selain hargannya yang ekonomis, saya masih punya 2 cadangan lagi. Terakhir saya beli (masih bulan ini) tinta cina yang saya beli harganya sangat ekonomis sekali, hanya Rp. 1.500,-. Mungkin alat seperti tinta Cina ini tidak terlalu diperlukan sekali kalau kita tidak membutuhkannya untuk tahapan colouring dalam Proses Komik. Yang sudah mahir dalam penggunaan komputer, bisa melakukan tahapan colouring di Manga Studio, Photoshop atau software grafis lainnya.

Namun penggunaan tinta Cina (tentunya menggunakan kuas) memiliki kelebihan dan kepuasan tersendiri bagi penggunanya (komikusnya) apabila sudah mahir menggunakannya. Kepekatan warna hitam yang dihasilkan sangat berbeda dengan warna tinta biasa; seperti tinta pulpen, Drawing Pen, atau Spidol. Tetapi sekali lagi, itu semua hanyalah masalah gaya dan kepuasan sang komikus itu sendiri. Setiap komikus memiliki karakter dan gaya menggambar yang berbeda, tidak ada suatu keharusan menggunakan alat ini atau itu. Jadilah komikus yang memiliki style sendiri, boleh meniru atau mencontoh (dalam gaya), tetapi tidak perlu mengekor! Be your self!



Monday, April 13, 2009

Berlatih Kemampuan Teknis dalam Komik

Teknis merupakan hal yang sangat penting dalam segala hal. Termasuk dalam 'berkomik ria'.
Hal ini baru saya rasakan ketika teman saya, seorang penggiat lukisan (namun belum jadi pelukis profesional) mengatakan bahwa
menjadi seorang pelukis tidaklah mudah. Membutuhkan tekad yang kuat serta skill yang tinggi dalam menggambar. Padahal, banyak konsep yang ingin ia tuangkan ke dalam lukisannya,
namun Gurunya melarangnya ketika ia mencoba menuangkan konsepnya sendiri ke dalam karyanya.
"Kemampuan Teknis (skill) yang kamu miliki belum mencukupi untuk membuat karya sendiri." nasehat Gurunya.
Pendapat seperti itu barangkali menyadarkan kita betapa kemampuan teknis seharusnya sangat diperlukan sekali dalam segala hal.
Dalam membuat komik, masalah yang sering saya hadapi seringkali membuat saya 'bad mood' untuk meneruskannya.
Faktor inilah yang penting dipelajari untuk para komikus-komikus muda. Saya juga berpikir gambar saya sudah masuk ke dalam level 'standar' untuk
dipublikasikan, namun setelah melihat karya-karya komik/ manga dari luar, ternyata teknis yang saya miliki sangatlah minim sekali untuk menyaingi pasar 'mereka' (manga dan komik luar).
Dan akhirnya konsep-konsep yang saya telah rencanakan saya simpan dahulu untuk sesaat, untuk melatih kemampuan teknis saya terlebih dahulu.
Komik yang saya sedang pelajari teknisnya belakangan ini adalah komik manga lawas, SHOOT! karangan Tsukasa Oshima.
Walaupun lawas, namun tidak menghilangkan kekaguman saya terhadap karya manga yang begitu hebat ini. Karena Tsukasa Oshima menggambar
penuh dengan skill yang sangat tinggi. Namun, masih banyak manga dan komik luar yang juga menuntut kita untuk tidak menutup mata bahwa proses membuat komik mereka sangat mengangumkan.


Iba# "sampah"

Iba merupakan komik sosial pertama yang saya coba-coba garap. Meskipun dengan format strip, namun saya coba berusaha menyampaikan maknanya dengan hanya 3 panel (sebutan frame dalam komik). Komik ini sudah pernah saya posting di blog komunitas komik saya di BAKAGE. Gaya penceritaan strip seperti ini sudah sering kita lihat di koran Poskota, yang mana "Doyok" (tokoh komik strip Poskota) selalu dalam komik stripnya menyebutkan judulnya di panel pertama. Menurut saya hal ini sangat menarik dan patut dikembangkan, karena belum ada komikus/ kartunis yang melakukan hal yanh serupa.